Senin, Oktober 26, 2020

Yang Tak Mampu Ku Gapai - Chapter 1

 


                   Ketika semua harapan semu hilang begitu saja tanpa permisi dan pamit, saat itu juga aku menyadari bahwa mencintaimu hanya akan jadi khayalanku belaka. Lima tahun melupakan segala tentangmu bukan suatu hal mudah buatku. Dalam kurun waktu selama itu, aku harus berharap kembalinya dirimu. Selama lima tahun, aku harus terkurung dalam kesendirian dan kesedihan mendalam. Tidak ada yang mampu mengetuk hatiku kembali, seperti saat itu. Aku selalu berharap ada yang mampu melakukannya, jadi aku tidak harus menunggumu. Aku kadang tidak mengerti kenapa harus kamu? Kenapa tidak orang lain yang lebih mudah dan lebih dekat dengan ku?. Tapi aku ternyata tidak mampu menjawab pertanyaan itu, mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua.

                   Kisah ini berawal dari perasaan suka ku pada salah satu pemuda yang terkenal seantero sekolah. Meskipun kami ada di kelas yang berbeda, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Semua siswa bahkan guru sekolah kami sangat mengagungkannya karena kecerdasannya dan kesopanannya yang tinggi. Dia bahkan tidak memiliki kekasih selama dua tahun dia bersekolah. Seperti yang digosipkan, dia berasal dari keluarga yang mapan dengan kondisi keuangan yang berkecukupan. Siswi mana yang tidak ingin menjadi kekasihnya? Dengan latar belakang seperti itu, kau bisa meminta apapun yang kau inginkan. Selain itu, orang tuanya juga terkenal dermawan di sekolah kami yang kondisinya cukup memprihatinkan. Kadang aku tidak mengerti, kenapa keluarganya menyekolahkan dia di sekolah swasta yang biasa-biasa saja seperti sekolah ku?. Padahal dia bisa saja bersekolah dimanapun yang dia inginkan, tanpa takut biaya yang mahal dan gaya hidup yang hedon.

                   Sementara aku? Harus bahagia dengan uang jajan yang pas-pasan dan gaya hidup yang biasa saja. Nama ku Dania Khazanah, aku siswi yang biasa saja disini. Aku tidak terkenal, keluargaku juga tidak kaya raya, nilai mata pelajaranku yang biasa saja, tapi teman satu kelas ku akan memujiku karena kepandaian berbahasa inggrisku yang cukup baik. Ini berarti aku harus membantu mereka semua setiap ada ujian bahasa inggris. Aku juga tidak pernah mengikuti kegiatan apapun disekolah, aku bukan anggota OSIS, dan juga bukan anggota PMR bahkan PASKIBRA. Tapi aku bersyukur, dengan keadaan yang biasa saja seperti ini membuatku tidak terlalu diperhatikan oleh warga sekolah yang lainnya.

“dania! Abis pulang sekolah jangan lupa buat ngumpul bentar di ruang komputer..” dia tiara, sahabat baikku sejak pertama kali masuk ke SMA

“jadi dibolehin pinjem ruang komputer?” timpal risa

“boleh kok, katanya emang kebetulan lagi nggak ada yang pakai..” tiara duduk disebelahku dan memang kami selalu duduk sebangku apapun yang terjadi

“oke, lumayan buat hemat duit jajan.. biar nggak perlu ke warnet..” aku mengambil sebuah novel di tasku

Risa mengintip judul novel yang ku baca “aku lagi baca apa dan?”

Aku membalik halaman depan novel “hopeless-nya Collen Hoover”

“nih anak bacaannya berat amat” tiara menggeleng heran “lu engga capek baca setebel itu?”

Aku menggeleng pelan “kalau sudah hobi, apapu bakal dilakuin..”

Seorang pemuda berlari menuju meja kami “duuuh.. kabar buruk...” dia piero, sedikit hedon tapi lumayan tampan

“ada apa pier?” tanya risa bingung

“itu.. itu..” piero mencoba mengatur nafasnya yang ngos-ngosan “si nasir..”

“nasir sape sih?” tiara ikut bingung mendengar ucapan piero “lu tenang dulu.. duduk dulu deeh..”

“aduuh nggak ada waktu!” piero menarik tangan tiara “si nasir mau berantem sama alex!”

“hhuuwhaat?” reaksi lebay risa mengagetkanku “susulin ra.. bisa rame tuh..”

“nasir mantannya tiara yang anak IPS 3 itu? Bakal berantem sama alex anak IPA 1 yang tajir melintir itu?” tanya ku datar “susulin deh, kayanya ini ada hubungannya sama kamu deh..” aku menutup novel ku dan menyeret tiara keluar kelas.

                   Seperti duagaan ku diawal, mereka bakal berantem beneran di lapangan basket belakang sekolah. Ini imbas dari kejadian seminggu lalu. Fyi aja, minggu lalu si alex anak IPA 1 itu nembak tiara terang-terangan di hadapan para hadirin yang terhormat siswa siswi SMA Z. Tapi tiara menolak pernyataan alex, tentu saja penolakan tiara bukan berarti nasir bakal berdamai. Nasir yang sudah jadi mantan pacar tiara selama hampir 2 tahun tidak terima pacarnya diambil siswa terkenal di sekolah. Memang latar belakang mereka berdua berbeda jauh, tapi bukan itu yang membuat tiara memutuskan nasir dan menerima alex. Tiara bahkan tidak memilih mereka berdua.

“makanya aku malas memilih kalian berdua!” bentak tiara

Nasir yang hampir memukul alex seketika berhenti saat mendengar teriakan tiara

“teruskan saja, tapi jangan harap aku bakal mau menemui kalian berdua lagi..” tiara nampak marah besar

Nino menghampiri nasir dan alex, usaha melerai kedua pemua ini terbayar dengan teriakan tiara.

“yuk skuy bubar.. ini bukan tontonan..” aku berusaha membubarkan kerumunan masa yang datang lagi.. datang lagi..

“bubar ya man teman.. sebelum guru BP dateng malah berabe..” risa membantu ku membubarkan masa

Tiara menghampiri kedua pemuda yang bertengkar itu, menggiringnya ke pojok lapangan tanpa berkata apapun. Aku, risa, nino dan piero mengikuti mereka untuk memastikan tidak terjadi pertengkaran lagi.

Tapapan sinis tiara mengarah pada kedua pemua itu “sudah ku katakan padamu alex, aku tidak menyukaimu..”

“dan kau nasir!” kini telunjuk tiara ikut diacungkan ke arah nasir “kita sudah putus, aku tidak mau kembali lagi seperti dulu!”

“kalau kalian berdua masih saja begini, aku tidak ingin mengenal kalian berdua lagi!” tiara pergi berlalu meninggal kan kami semua mematung. Wajahnya memerah menahan amarah yang meledak-ledak.

Aku menarik tangan risa dan piero “kita susulin tiara..”

                   Setelah kejadian pertengkaran itu, mereka bertiga tidak saling menyapa selama beberpa hari. Tiara bahkan memblokir nomor kedua pemuda itu agar tidak menghubungi dan mengganggu tiara lagi.

**

                   Sudah seminggu kami tidak mendengar kabar apapun tentang alex maupun nasir. Aku tidak pernah merasa setenang ini, bahkan tiara sudah kembali tertawa. Aku bisa melihat wajah tiara yang stress akibat perbuatan pemuda-pemuda itu. Tiara memang terkenal dengan kecantikannya yang melegenda dalam sejarang kelas IPS. Dia memang tidak pintar, tapi dia mampu mengalihkan dunia mu hanya dalam satu kedipan. Bahkan ada yang rela menunggunya hingga putus dari nasir hanya untuk berpacaran dengan tiara. Sedangkan saya? Hanya seorang jomblo yang tidak cantik dan tidak terkenal juga di sekolah. Tapi para guru mengenalku dengan sebutan si Inggris karena aku siswi IPS pertama dalam sejarah yang bisa menyabet kemenangan setiap lomba pidato bahasa inggris di setiap lomba antar kelas. Banyak yang heran, kenapa aku dulu tidak mengambil kelas Bahasa?. Kadang para guru menyembutku The Mechanic, karena setiap pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK aku selalu menjadi asisten guru komputer saat dia kelelahan mengajar murid-muridnya terutama kelas IPS yang sangat sulit diatur. Bahkan aku juga sering membantu merakit PC dan secara suka rela membersihkan dan  merawat ruang komputer. Makanya aku selalu diperbolehkan menggunakan ruang komputer kapanpun aku inginkan, para guru sepakat memberiaknku kunci cadangan ruang komputer khusus untukku.

                   Jam pulang sekolah berbunyi dengan keras. Jam istirahat merupakan jam yang paling ditunggu oleh para siswa, terutama kelas IPS.

“dania, hari ini kau piket lagi di ruang komputer?” tanya risa

Aku mengangguk “iya, katanya ada PC yang harus dibetulkan.. aku ingin membantu juga..” aku membereskan buku yang masih tersisa diatas meja “aku duluan ya.. sudah ditunggi sama pak benny..”

Aku pergi meninggalkan temanku yang masih saja duduk di mejanya, dan segera menuju ruang komputer yang berada diantara kelas IPA dan IPS. Aku berjalan dengan santai bersamaan dengan siswa lainnya yang lalu lalang untuk pulang.

                   Ruang komputer sudah terbuka, tandanya pak benny sudah ada di dalam. Asal kalian tahu, dia merupakan guru komputer favorit di sekolah. Beliau ramah, tampan, murah senyum dan sangat sabar dengan semua murid termasuk siswa IPS yang menurt para guru sangat menjengkelkan.

‘knock.. knock..’ aku mengetuk pintu ruang komputer agar terlihat sopan saja “pak benny..” aku tidak melihat keberadaan pak benny. Aku dengan santainya melepas sepatu dan meletakkan tasku di salah satu meja di ujung ruangan.

“pak benny..” aku mencari keberadannya di ruangan yang tidak terlalu besar ini

“iya?” pak benny tiba-tiba muncul dari bawah salah satu meja komputer “oh kamu sudah datang.. maaf saya tidak mendengar ketukan pintunya..”

Aku hampir saja jantungan karena beliau “saya mau piket hari ini pak..”

“iya silahkan..” pak benny mengangkat sebuah CPU “ini mau saya betulkan dulu..”

“kayanya dua hari yang lalu sebelah sana sudah saya bersihkan pak, dan ini sudah saya bersihkan juga..”

“iya bapak tahu, ini juga tidak berdebu.. bapak mau mengganti RAMnya yang kayanya udah usang..”

Aku mengangguk “baiklah pak..”

                   Kegiatan piketku di ruang komputer hanya membersihkan debu yang ada di dalam setiap PC dan mengelap semua komponen seperti monitor dan membersihkan keyboard dari debu yang terselip. Bukan pekerjaan yang berat, aku bahkan menyukainya. Karena sambil aku membersihkan, pak benny menjelaskan secara mendetail komponen-komponen yang ada di dalam CPU dan cara merawatnya. Kadang pak benny memberikan ku kelas khusus tentang cara menginstall sebuah sistem operasi dan membagi partisi harddisk yang ideal untuk sebuah komputer. Pernah satu waktu pak benny menghadiahkan ku sebuah flashdisk berukuran 4GB yang paling bagus. Pak benny bilang, ini hadiah karena aku mau membantunya secara sukarela dan mau menjadi asisten setiap jam pelajarannya. Tentu saja, atas seizing guru yang jamnya bertabrakan dengan jadwal pak benny.

                   Bakat terpendamku terungkap sejak pertengahan kelas X (sepuluh) dengan persetujuan dari para guru, pak benny menunjukku sebagai asistennya dan sudah hampir 2 tahun aku menjadi petugas ruang  komputer dan asisten dari pak benny. Karena hal itu, namaku menjadi dikenal oleh seluruh siswa. Tapi tetap saja aku tidak memiliki kekasih karena aku sendiri yang menutup diri dari semuanya. Aku takut kesenangan itu akan menganggu akademik ku nantinya. Lagipula aku memiliki mimpi yang harus aku capai, sepertinya sangat tidak mungkin aku membagi mimpi dan akademik ku dengan hal-hal yang tidak terlalu penting.

##risa

al khanzadibolehin pinjem ruang komputer?"asuk ke SMA

swasta." tidak terlalu diperhatikan oleh warga sekolah yang lainnya.

 

Yang Tak Mampu Ku Gapai

Sinopsis

 

“Tak semua harapan bisa terwujud, tak semua mimpi jadi kenyataan, tak semua cinta berjalan dengan sempurna, dan tak semua kehidupan berjalan selaras.”

Perdebatan antar status dan latar belakang keluarga, menghalangi dania mendapatkan cinta dari kekasihnya Alex. Cinta pertamanya harus kandas karena ketidakselarasan kehidupan dan latar belakang mereka. Cinta pertamanya membuat dania trauma untuk menjalani cinta yang lain.

Setelah menunggu selama bertahun-tahun, cinta pertamanya kembali membawa kabar duka. Luka yang harusnya sudah sembuh, kini terbuka lagi dan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Tapi tanpa dania sadari, akan selalu ada orang-orang yang mendukungnya dan menyayanginya hingga akhir.

Ini cerita tentang dania, cerita klise tentang percintaan anak muda yang bertahan dari sakitnya luka karena cinta. Yang Tak Mampu Ku Gapai.